9 Kalimat Standar Komentator Sepakbola

19.39.00 jino jiwan 2 Comments

Komentator pertandingan bola pastilah pekerjaan yang menantang, selain harus berwawasan luas, orangnya pun harus piawai dalam mengolah lidah dan mampu bersikap adil, netral dan menekan emosi pribadi. Bayangkan sewaktu penonton di stadion atau televisi bisa jingkrak-jingkrak meluap-luap merayakan gol dari tim idolanya, si komentator harus tetap duduk tenang. 

Kita tahu Indonesia punya komentator (lumayan) bermutu yang wajahnya akrab dijumpai di layar kaca macam Bung Kus, Bung To-Wel, Bung Ro-Pan, atau em…Bung Danur. Namun sayang tidak satupun yang berbakat untuk mengomentari dalam arti memandu jalannya pertandingan secara langsung. 

Kalimat dibawah ini adalah kalimat yang sering kamu dengarkan tiap kamu menonton sepak bola, khususnya bila yang dikomentari adalah pertandingan timnas Indonesia atau klub asal Indonesia di pentas internasional. 

9.  “Pemain bernomor punggung…”. (titik-titik diisi angka yang tertera pada seragam pemain). Kalimat ini tersiar khusus bila komentator tidak tahu nama pemain yang bersangkutan atau nama pada punggung pemain tidak terbaca. Biasanya sih pemain lawan yang diperlakukan “gak adil” seperti ini. Tapi ini bisa dimaklumi mengingat komentator hanya menonton melalui satu panel televisi.

8.  “Maksudnya kepada… yang dituju, tapi masih dapat dibaca oleh…”(titik-titik diisi nama pemain) atau “Umpan yang kurang cermat/tidak akurat tadi”. Kedua variasi kalimat ini untuk mengungkap situasi salah oper antar pemain dalam satu tim dan malah sengaja menghadiahkan bola pada pemain lawan. 

7.  “Salah pengertian tadi”. Ini adalah kalimat YANG PALING SERING terulang untuk menggambarkan pergerakan yang tidak kompak atau menggambarkan pemain yang bingung dengan ulah rekannya atau apa sebenarnya yang mau dilakukan oleh rekannya.

6.  “Bola meninggalkan lapangan, hanya menghasilkan (tendangan gawang/lemparan ke dalam)”. Bola MENINGGALKAN lapangan? Ahayhayhay, emangnya bola itu manusia ya? Sopan sekali istilahnya.

5.  “Shooting langsung..!”. Adalah salah satu contoh penerapan broken english. Digunakan untuk situasi ketika pemain yang frustrasi (atau barangkali kepedean) menendang bola jauh dari luar kotak penalti. Namun sayangnya bola lebih sering mengarah ke atap stadion (jika stadion itu punya atap). Mungkin dikiranya gawang lawan ada di atas sana.

4.  “Berbahaya tadi!”. Jika kata ini sampai terucap hampir dipastikan tidak terjadi apa-apa selain penonton televisi yang sudah setengah mengantuk ikut-ikutan kaget. Situasi pemicu kalimat ini umumnya berupa kemelut di depan gawang atau ketidaksiapan pemain belakang mengantisipasi pergerakan lawan.

3“Masih melebar” atau “Masih belum menemui sasaran tadi”. Rasanya sudah cukup jelas.

2.  “Masih mampu dikuasai/ditepis/ditangkap/ditinju oleh…”. Yang mendapat gelar kehormatan ini adalah pemain bertahan dan kiper. 

1.  “Hahahaha… hahaha” atau varian tertawa lainnya. Terdengar bila timnas atau tim asal Indonesia mampu mencetak gol atau sedang unggul skor. Barangkali kamu tidak perlu dengar suara tawa sang komentator secara terang-terangan sebab nada tawa bahagia juga tersirat jelas dari apapun kalimat yang mereka katakan.
BONUS:
 “……….. >_<” jika gawang timnas kebobolan.

Hanya usul saja sih. Kenapa tidak menyiarkan komentator asli yang berbahasa Inggris saja? Bukankah komentator pertandingan yang berbahasa Inggris menimbulkan kesan bahwa pertandingan ini lebih serius dan profesional dan internasional plus lebih netral? Tidakkah kamu juga penasaran ingin mendengar nama-nama pemain timnas atau tim asal Indonesia dilafalkan oleh komentator bule? ...Atau malah tidak?
Oleh Jino Jiwan untuk bebasngetik.blogspot.com

2 komentar:

3 Hal Yang Sering Disalahkan Pemain Bulutangkis

19.33.00 jino jiwan 0 Comments


Pemain bulu tangkis di manapun dari manapun pasti akan melakukan hal-hal berikut yang barangkali kamu cermati mungkin pula kamu abaikan di tiap pertandingan, entah itu lokal atau pun berskala antar bangsa. Semuanya terjadi murni berdasar situasi yang melibatkan kombinasi antara mati langkah, kaget, pengembalian kok yang tanggung, smash, netting, atau shot yang buruk.

Menyalahkan raket. 
Pemain bulu tangkis terbilang sering menimpakan dosa pada raket. Malah nyaris seluruh pemain melakukan ini. Kurang dari sedetik setelah pukulannya keluar melambung gak tentu arah, pemain ini akan memelototi raketnya (yang baru beberapa menit dipakai) dengan tatapan penuh curiga. Seakan ada yang menyabotase raket. Padahal yang salah apalagi jika bukan pukulannya sendiri. Raketnya sih masih baik-baik saja, tidak ada yang tidak beres. Buktinya masih terus dipakai sampai akhir.










Menyalahkan Kok (Shuttle Cock). 
Kok adalah hal kedua yang paling sering disalahkan dan paling sering diganti dalam satu pertandingan. Kita semua adalah saksi dari seringnya kok digonta ganti sedikit-sedikit, kita juga bisa menyaksikan walau sekilas (tentu saja kita tidak benar-benar tahu) betapa kok-nya masih kelihatan bagus. Bisa dibayangkan berapa kok yang sudah jadi korban mereka? 











Menyalahkan Lapangan
Pemain bulu tangkis yang kerap terbang ke sana ke mari berjibaku kepayahan melompat menyambut pukulan lawan tak jarang juga jatuh terjerembab. Dan mereka segera menuduh lapangannya terlalu licin. Padahal penyebabnya bisa jadi keringat mereka sendiri. 








Honorable Blaming:
AC dan angin dalam gor (stadion). Semburan udara dingin juga tak urung disalahkan sebagai penyebab gerakan badan jadi kaku alias tidak luwes sebaliknya jika AC-nya tidak berkerja dengan benar juga disalahkan karena bikin si pemain jadi kegerahan. Sementara angin yang nyelonong masuk lewat ventilasi kerap dikambing hitamkan atas melencengnya kok yang dipukul ke arah lawan. Haduh haduh.

Yah, apapun itu alasannya nonton bulu tangkis tetap menyenangkan dan amat sangat menegangkan apalagi kalau timnas bulu tangkis Indonesia yang bertanding.
Cheers!.

0 komentar: